Rabu, 18 Mei 2016

TITRASI KADAR MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALLUMUNIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG



TITRASI KADAR MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT  MAAG (ANTASIDA DOEN) MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA
NAMA ANGGOTA :
Natalia
Natasya Ariska
Nico
Owen Hadinata 
Kelas XI IPA 1
SMA XAVERIUS 1 KOTA JAMBI
  
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan laporan kimia berjudul “Titrasi Kadar Magnesium Hidroksida dan Allumunium Hidroksida Dalam Obat Maag ( Antasida Doen) Melalui Metode Titrasi Asam Basa ” dengan sangat baik meskipun masih terdapat banyak kekurangan didalamnya. 
          Pada kesempatan ini, kami selaku para peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.  Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd selaku guru pembimbing dalam mata pelajaran kimia kelas XI IPA yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan ilmu kepada peneliti, sehingga peneliti dapat mencapai tujuan akhir dari praktikum ini.

2.   Kelompok 7 XI IPA 1 yang beranggotakan Natalia , Natasya Ariska , Nico dan Owen Hadinata yang telah bekerja sama dengan baik dalam pelaksanaan praktikum dan dalam pembuatan laporan hasil praktikum.

3.  Teman-teman dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam melaksanakan praktikum dan pembuatan laporan.

          Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, peneliti berharap adanya kritik, dan saran demi perbaikan di laporan selanjutnya , mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun.

          Semoga laporan ini dapat bergunad an bermanfaat baik untuk pembaca, peneliti berikutnya maupun pihak lainnya.



Jambi, 18 Mei 2016





Peneliti Kelompok 7 
XI IPA 1
Oleh : Owen Hadinata

TUJUAN
Menghitung kadar magnesium hidroksida (Mg(OH)2) dan aluminium hidroksida (Al(OH)3) dalam sampel obat maag bermerk antasida doen dengan cara titrasi asam dan basa.
Oleh: Nico Noprianto
MANFAAT
Memalui praktikum ini, didapatkan kadar dari magnesium hidkroksida dan aluminium hidroksida di dalam sampel obat maag.
Oleh: Nico Noprianto
TEORI SINGKAT
Maag sering disebut dengan radang lambung atau tukak lambung adalah gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada lambung. Penyebab maag adalah naiknya asam pada lambung sehingga untuk menetralisirkannya dengan zat bersifat basa.
Dengan demikian, solusi dari penyakit maag adalah dengan mengkonsumsi obat namun tidak bisa sembuh secara total. Di dalam obat tersebut selalu mengandung Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2) dan Aluminium  Hidroksida (Al(OH)3). Disini kita akan menentukan kadar basa dengan metode titrasi yaitu sampel dilarutkan dengan cairan kedalam labu ukur. Selanjutnya larutan tersebut dipipet dan ditambahkan 10 mL HCL dan 3 tetes indikator. Kemudian dititrasi dengan NaOH 0,1050 M hingga warna berubah menjadi merah muda (sangat pudar).
Oleh: Nico Noprianto
 METODE
1.Alat dan Bahan
 ALAT:
  -Lumpung Porselin
  -Labu Elenmeyer
  -Gelas Ukur
  -Pengaduk
  -Tissue
 - Label
  -Timbangan
  -Pipet Tetes
  -Kertas
 BAHAN:
  -Obat Maag
  -NaOH 0,1050 M
  -Air Mineral 300 mL
  -Indikator (Phenophetalien)
  -HCL 0,1 M
Oleh: Nico Noprianto


2.Cara Kerja  
1) .Foto tablet obat maag, merk, dan catat kadarnya.Siswa menggunakan obat maag dengan merk        Antasida  Doen yang mengandung Alumunium Hidroksida / Al(OH)3 dan Magnesium Hidroksida
/Mg(OH)2.   
2).Ambil obat tersebut dan timbang dengan alat digital analiytic balance. Catat massa obat maag tersebut.  
3).Gerus obat maag tersebut di dalam lumpang porselin hingga halus
 
4).  Ukur 100ml air suling dalam gelas ukur. Tambahkan ke dalam lumpang porselin, aduk hingga rata dan pindahkan ke dalam Erlenmeyer hingga tidak ada yang tersisa.  


5).Ukur 10ml larutan obat maag dan masukkan ke dalam masing-masing 2 gelas Erlenmeyer. Tambahkan 10ml larutan HCl 0,1105M kedalam masing-masing gelas tersebut, aduk hingga homogen


1    6).Tambahkan 3 tetes pp/indikator pewarna ke dalam masing-masing gelas. Kemudian tetesi satu persatu larutan NaOH hingga warna berubah menjadi merah muda pertama kali. Catat jumlah tetesan yang diperlukan agar mencapai titik akhir titrasi.

                                                                                                          Oleh : Natasya


HASIL PENGAMATAN
Titrasi : NaOH 0,1 M
Volume larutan
Tetes NaOH 0,1 M
Volume NaOH 0,1 M
Total volume larutan
Foto warna TAT
Titrasi 1
10,15 mL
190 tetes
9,5
19,65 mL

Titrasi 2
10,15 mL
150 tetes
7,5
17,65 mL

Oleh : Nico Noprianto 

PERHITUNGAN 

Oleh : Natalia
DISKUSI DAN PEMBAHASAN

Melalui titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1050M diperoleh kadar Allumunium Hidroksida sejumlah 200mg per tablet dan Magnesium Hidroksida sejumlah 200 mg per tablet dengan netto tiap table 5 ml . Berdasarkan berat tablet 1060 mg , maka diperoleh Allumunium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida terkandung dalam tablet 100%.
Sementara pada kemasan obat maag (Antasida Doen) , tertera kadar asam Allumunium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida sebesar 200mg dan 200mg yang artinya Allumunium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida yang terdapat pada tablet obat maag.

Oleh : Natalia
KESIMPULAN

Melalui titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1050M diperoleh kadar Allumunium Hidroksida sejumlah 200mg per tablet dan Magnesium Hidroksida sejumlah 200 mg per tablet. Berdasarkan tablet 1060 mg , maka diperoleh persentase Allumunium Hidroksida 8.766276% dan Magnesium Hidroksida 8.766276%. Bahan aktif dari obat maag ini sekitar 100%. Sementara pada kemasan obat maag ( Antasida Doen) , tertera kadar asam Allumunium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida sebesar 200mg dan 200mg yang artinya kadar Allumunium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida yang berjumlah 400 mg.
Oleh : Natalia

SARAN
1.Obat Maag harus dipastikan larut sepenuhnya agar hasil maksimal.
2.Penimbangan berat obat maag harus dilakukan dengan teliti tanpa dipengaruhi faktor-faktor lainnya (udara).
3.Perhitungan banyak tetesan agar terjadi perubahan warna harus dihitung dan diperhatikan agar mendapatkan hasil yang tepat.
4.Perubahan warna yang terjadi hampir tidak bisa diperkirakan , jadi ketelitian peneliti harus diutamakan.
Oleh : Owen Hadinata
PENUTUP
Kami selaku kelompok peneliti dari XI IPA 1 ( Natalia , Nico , Natasya dan Owen Hadinata) mengucapkan terima kasih banyak kepada guru pembimbing kami dan teman-teman kami sekalian yang telah berkonstribusi dalam pembuatan laporan ini.
     Laporan kami masih jauh dari kata sempurna , sehingga dibutuhkan saran dan kritik sehingga laporan dapat menjadi lebih baik kedepannya.
    Demikian laporan ini kami buat , semoga bermanfaat bagi teman-teman serta peneliti-peneliti baru kedepannya.
Oleh : Owen Hadinata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar